Drone bawah laut atau seaglider yang ditemukan seorang nelayan di perairan Pulau Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga kuat buat China atau Amerika. Pengamat pertahanan dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Arqam Azikin meminta TNI mengungkap tuntas sandi pesan dari benda yang masih misterius tersebut.
“Bila mencocokkan beberapa benda yang mirip , ada yang menduga benda milik China atau USA. Di situ lah perlu penyelidikan TNI secara tepat dalam mengklarifikasi data-data awal yang ada pada benda tersebut. Karena USA mempunyai pemantau satelit di wilayah timur Indonesia serta China memiliki kepentingan pada gejolak di laut China Selatan dengan USA,” ujar Arqam dalam keterangannya kepada detikcom, Selasa (5/1/2021).
Foto: Pengamat pertahanan dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Arqam Azikin (dok. Istimewa).
|
Arqam menyebut sudah tepat jika Panglima TNI langsung memerintahkan TNI AL untuk mengamankan seaglider tersebut dari Saeruddin (60) yang pertama kali menemukannya. Dia menegaskan, benda tersebut perlu diungkap lebih jauh oleh TNI karena bisa memiliki atau mengirim sandi pesan dari perairan Indonesia khususnya perairan Selayar.
“Kepada Saeruddin nelayan Selayar yang mempunyai inisiatif mengamankan drone tersebut ke daratan dan melaporkan ke aparat setempat patut diapresiasi keberaniannya, dengan keinginan mengambil benda misterius itu,” katanya.
Lebih lanjut Arqam menyebut temuan seaglider di laut Indonesia bukan pertama kali terjadi, dimana temuan seaglider di Selayar merupakan kali ketiga. Untuk itu dia meminta TNI AL untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menangkal ancaman pertahanan di lokasi strategis seperti perairan Selayar.
“Mesti di selidik secara mendalam dengan beberapa pertanyaan. Mengapa bisa masuk ke perairan Selayar Apakah pernah terdeteksi oleh radar AL?
Bila tidak terdeteksi ‘Radar Keamanan’ wilayah laut kita, berarti sudah menunjukkan kerawanan dan bahaya bagi ‘penyusupan mata-mata’ dengan memakai ‘drone laut’ memasuki perairan kita,” ungkapnya.
“Adanya ‘Drone Laut’ yang ketiga kalinya berada di wilayah kedaulatan laut kita, sepatutnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto segera ke Komisi I DPR RI menjelaskan agar polemik ‘drone laut’ tidak menyebar di masyarakat dan tidak perlu banyak pihak eksekutif yang menjelaskan bila tidak tuntas juga. Sebaiknya ke depan, cukup satu pintu penjelasan dari Kemhan RI,” pungkasnya.
TNI AL sebelumnya telah resmi mengumumkan seaglider yang ditemukan Haeruddin di perairan Bonerate, Selayar. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>