Yogyakarta – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi walaupun fluktuatif. Sejak semalam, guguran lava pijar pun masih sering terjadi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mencatat sejak pukul 18.00 WIB hingga 06.00 WIB pagi ini tercatat ada puluhan kali guguran lava pijar. Arah luncurannya ke barat daya.
“Sejak semalam yakni pukul 18.00 hingga pukul 06 pagi ini tercatat ada 53 kali guguran lava pijar yang mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimum 800 meter,” kata Hanik dalam kepada wartawan, Senin (25/1/2021).
Hanik menjelaskan, pada periode Minggu (24/1) pukul 18.00 hingga 24.00 WIB teramati ada 24 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya.
“Pada periode tersebut untuk seismisitas tercatat gempa guguran sebanyak 34 kali, hembusan 23 kali dan fase banyak 12 kali,” jelasnya.
Sementara untuk periode Senin (25/1) pukul 00.0 hingga 06.00 WIB teramati 29 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter. Arah luncurannya juga ke barat daya.
“Pada periode pagi ini tercatat ada 30 kali gempa guguran, 10 kali gempa hembusan, dan 2 kali gempa fase banyak,” sebutnya.
Lebih lanjut, Hanik menegaskan hingga saat ini status Gunung Merapi masih di tingkat Siaga (Level III). Potensi bahaya utama saat ini berada di sepanjang aliran sungai pada sektor selatan-barat daya.
“Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak,” tegasnya.
BPPTKG, Lanjut Hanik, juga merekomendasikan agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. Rekomendasi juga berlaku bagi pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Merapi.
(mbr/mbr)