Banjarnegara – Sekitar 195 hektare lahan pertanian di Kecamatan Kalibening, Banjarnegara masih terendam banjir. Air banjir ini merupakan luapan dari Sungai Brukah sejak satu minggu lalu.
Sungai Brukah yang melintas di beberapa desa di Kecamatan Kalibening dinilai mendesak untuk dinormalisasi. Selain ada pendangkalan, juga bentuk sungai yang berbelok-belok.
“Ada beberapa titik yang perlu dikeruk agar lebih dalam. Selain itu, bentuk sungai yang liku-liku ini perlu diluruskan dan dilebarkan,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Banjarnegara Totok Setya Winarna saat dihubungi melalui telepon, Selasa (9/2/2021).
Totok mengatakan sudah ada rencana menormalisasi Sungai Brukah oleh tim dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Provinsi Jawa Tengah. Namun, hingga saat ini belum juga terealisasi.
“Dulu pernah ada rencana dari provinsi pengin ada normalisasi. Karena memang bentuk sungainya ini lika-liku,” ujarnya.
Diwawancara terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan banjir yang terjadi di Kecamatan Kalibening ini terjadi akibat meluapnya Sungai Brukah. Tahun ini, bencana banjir ini sudah terjadi sejak Senin (1/2) lalu.
“Banjir ini menggenangi area persawahan di beberapa desa di Kecamatan Kalibening. Hal ini terjadi karena luapan air dari Sungai Brukah,” terangnya.
Berdasarkan pengamatannya, banjir yang sudah seminggu menggenangi area persawahan ini belum mengancam rumah warga. Meski begitu, warga diminta untuk tidak memaksa melintas di jalan yang saat ini terendam banjir.
“Sampai saat ini belum ada rumah warga yang terkena banjir. tetapi agar tidak terjadi kendaraan terperosok, maka jalan yang ada di tengah sawah ini sementara ditutup,” tegasnya.
(ams/sip)