Site icon Daerahkita

Pedagang di Surabaya Sebut Harga Cabai Naik Karena Banyak Bencana

Surabaya – Harga cabai di Surabaya mengalami kenaikan. Pedagang menduga, naiknya harga cabai karena daerah pemasok dilanda bencana.

Di Pasar Genteng, salah seorang pedagang cabai, Muhammad Imron menyebut, harga cabai rawit sudah mencapai Rp 100 ribu/kg. Naiknya harga cabai rawit sudah terjadi sepekan.

“Untuk cabai rawit 1 kg Rp 100 ribu sampai Rp 110 ribu. Naik memang sejak minggu lalu dari Rp 80 ribu sekarang Rp 100 ribu. Kalau normal waktu musim bisa murah Rp 30 ribu, umum-umumnya aja,” kata Imron kepada detikcom, Senin (22/2/2021).

Imron mengaku tidak tahu secara pasti soal faktor yang menjadi penyebab cabai rawit mahal. “Bisa jadi karena cuaca atau cabainya nggak sebanyak dulu. Karena banyak daerah banjir,” imbuhnya.

Imron pun tak memungkiri banyak pembeli yang mengeluhkan kenaikan harga cabai rawit tersebut. Sementara cabai merah naik menjadi Rp 50 ribu dari harga sebelumnya Rp 40 ribu.

Salah seorang pembeli cabai rawit, Vivi mengaku kaget dengan harga begitu tinggi. “Mahal banget ya, kaget. Jadinya ya cuman beli sedikit, irit pakai cabai,” terangnya.

Tak hanya di Pasar Genteng, harga cabai juga melambung di Pasar Pagesangan, Jambangan. Salah seorang pedagang, Saidah (30) mengatakan, kenaikan harga cabai sudah berlangsung dalam sebulan terakhir.

Menurut Saidah, naiknya harga cabai karena sejumlah daerah yang selama ini menjadi pemasok, banyak mengalami bencana. Daerah itu antara lain berada di Tapal Kuda.

“Ya kan karena ada gunung itu yang meletus. Terus ini banyak hujan dan banjir di daerah Banyuwangi, Probolinggo dan Jember. Kita kan ngambilnya dari sana semua,” terang Saidah.

Selain berbagai bencana itu, lanjut Saidah, pandemi COVID-19 juga mempengaruhi kenaikan harga. Dalam kondisi normal biasanya ia bisa kulakan 20 sampai 30 kg cabai per hari.

“Ya sejak Corona sampai bencana-bencana itu kami kulaknya paling per hari 10 kg sampai 15 kg. Kalau biasanya per hari saya kulak 20 sampai 30 kg dan itu bisa habis,” tuturnya.

(sun/bdh)

Exit mobile version