Semarang – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pandemi Corona berdampak pada perekonomian Jawa Tengah (Jateng). Yang paling banyak berpengaruh yaitu di sektor ekspor barang dan jasa.
Hal itu disampaikan Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Aman Santosa kepada media dalam siaran pers Sarasehan Industri Jasa keuangan Jateng & DIY di PO Hotel Semarang.
“Tahun 2020, pertumbuhan ekonomi jawa Tengah terkontraksi menjadi -3,34%. Sektor ekonomi yang terkontraksi khususnya sektor Industri, Perdagangan dan Konstruksi masing-masing sebesar -6.10%, -2,27% dan -4,40%,” kata Amran dalam keterangannya, Senin (8/3/2021).
“Kontraksi paling dalam dialami komponen ekspor barang dan jasa hingga sebesar -16,12%,” imbuhnya.
Dijelaskan, kondisi tersebut berpengaruh pada tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jateng.
“Kondisi tersebut menyebabkan naiknya tingkat kemiskinan dari 10,58% pada September 2019 menjadi 11,84% pada September 2020, dan tingkat pengangguran terbuka yang naik dari 4,44% pada Agustus 2019 menjadi 6,48% pada Agustus 2020, ” jelasnya.
Meski demikian, Amran menjelaskan Industri Jasa Keuangan khususnya di Jateng masih menunjukkan kinerja positif bahkan lebih baik dari indikator nasional.
“Di antaranya dari sisi pertumbuhan kredit perbankan tumbuh sebesar 2,01%, penyaluran KUR yang mencapai 42,29% dan pembiyaan Ultra Mikro (UMi) yang mencapai pertumbuhan sebesar 50,96%. Atas capaian tersebut, di tahun 2020 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperoleh beberapa penghargaan dari OJK khususnya program yang terkait dengan inklusi keuangan,” ujarnya.
Baca juga : Menko PMK Sebut Efektivitas Plasma Konvalesen untuk Pasien COVID-19 hingga 100%
Ia menambahkan OJK bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, Kanwil Dirjen Perbendaharaan dan Industri Jasa Keuangan dalam program pemulihan ekonomi di Jateng.
“Melalui kerjasama tersebut OJK telah mengembangkan layanan konsultasi restrukturisasi kredit khususnya UMKM dengan nama ‘kreditcenter’, selain itu secara kontinu mengadakan sosialisasi program subsidi bunga, dan menyusun program UMKM Bangkit diantaranya businessmatching antara Industri Jasa Keuangan dan pelaku UMKM, serta mendorong perluasan alternatif pembiayaan berbunga rendah,” katanya.
“Dengan semangat kolaborasi mencari solusi terbaik mengatasi dampak pandemi oleh OJK, Industri Jasa Keuangan, Pemerintah Daerah dan seluruh pemangku kepentingan, kami optimis hal tersebut dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi khususnya di Jawa Tengah dan DIY,” pungkas Aman.
Untuk diketahui acara sarasehan di Semarang tersebut menghadirkan narasumber baik secara daring maupun luring yaitu Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, dan Menteri Keuangan RI periode tahun 2013 – 2014, Muhammad Chatib Basri.
(alg/hns)