Kudus – Harga cabai rawit merah di pasar tradisional Kabupaten Kudus masih mahal. Harga cabai rawit merah dibanderol Rp 105.000/kg.
“Cabai rawit merah Rp 105 ribu, harga ini terbilang mudun (turun), biasanya Rp 120 ribu per kilo ini sekitar 2 pekan. Namun ini mulai turun sekitar tiga hari belakangan ini,” kata pedagang, Tutik saat ditemui di lokasi, Rabu (24/3/2021).
Tutik mengatakan karena harga cabai rawit merah mengalami kenaikan terpaksa mengurangi stok cabai rawit merah. Biasanya sehari 5 sampai 6 kilogram. Kini hanya menyediakan 2 sampai 3 kilogram saja.
“Biasanya sehari 5-6 kilogram cabai rawit merah habis, itu waktu harganya sedang murah. Hari ini 2 kilogram saja, karena harga mbak. Daya beli juga turun selama pandemi ini, sepi di pasar,” ujar dia.
Tutik mengatakan sedangkan untuk harga cabai rawit putih dan cabai merah terbilang stabil. Harga cabai rawit putih harganya Rp 32 ribu dan cabai merah Rp 50 ribu.
“Harga tersebut masih stabil. Belum ada kenaikan. Cuman cabai saja yang turun. Yang lain stabil, tomat, kol, sayuran biasa,” terang dia.
Tutik menambahkan sedangkan harga sayuran lainnya masih stabil. Menurutnya belum ada kenaikan harga menjelang awal bulan Ramadan.
“Bawang merah biasanya Rp 40 ribu per kilo, kini Rp 35 ribu. Bawang putih Rp 28 ribu per kilo, sudah lama. Belum ada kenaikan menjelang tiga minggu awal bulan Ramadan,” ujar dia.
Pedagang lain, Ngatin mengatakan harga cabai rawit merah masih sekitar tembus Rp 100 ribu per kilonya. Padahal sekitar tiga pekan lalu, harga cabai rawit merah tembus Rp 120 ribu perkilo.
“Asalnya Rp 100 ribu, sekarang Rp 90 ribu itu cabai setan. Terus yang lain Rp 40 ribu cabai merah per kilo, rawit Rp 28 ribu. Rawit merah harganya Rp 100 ribu,” jelasnya ditemui di lokasi siang ini.
Ngatin mengatakan harga sayuran lain masih belum ada kenaikan yang siginifikan. Seperti cabai merah harganya Rp 40 ribu perkilo.
“Tomat Rp 7 ribu per kilo, bawang merah Rp 30 ribu yang besar. Harganya masih stabil belum ada kenaikan,” tambah Ngatin.
Baca juga :Â Diresmikan Jokowi, Gubernur Khofifah: Bendungan Tukul Sejahterakan Warga
(hns/hns)