Lumajang – Guru dan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda di Desa Dadapan, Gucialit, Lumajang menyulut telapak tangan 10 siswanya menggunakan korek api. Akibatnya, telapak tangan para siswa melepuh.
“Memang benar telah terjadi penganiayaan anak di bawah umur siswa Madrasah Ibtidaiyah di Desa Dadapan Kecamatan Gucialit oleh guru dan kepala sekolah dengan menyulut telapak tangan para siswa menggunakan korek api,” ujar Kapolsek Gucialit Iptu Joko Try kepada detikcom di Lumajang, Senin (5/4/2021).
Joko mengatakan peristiwa itu terjadi karena sang guru yang berinisial FR menuduh para siswa telah mengambil uang tabungan. Uang itu ditinggalkan sang guru di ruang kelas saat istirahat.
|
Agar mengaku, FR menyulut telapak tangan 10 siswanya dengan korek api. Namun meski sudah disulut, tak ada pengakuan dari para siswa. FR lalu mengadu ke kepala sekolah, SM.
Bukannya bertindak bijak, SM mengulangi apa yang dilakukan oleh FR. SM menyulut telapak tangan 3 siswa dengan korek api lagi hingga tangan mereka melepuh. Namun tetap tak ada pengakuan dari para siswa.
“Sang guru akhirnya melaporkan peristiwa tersebut kepada kepala sekolah. Kepala sekolah akhirnya memanggil 3 siswa dan kembali menyulut tangan siswanya menggunakan korek api,” tambah Joko.
Melihat tangan anaknya melepuh, orang tua siswa tak terima. Akhirnya, mereka melaporkan kasus ini ke polisi.
“Anak saya cerita kepada saya kalau uang tabungan di kelas hilang. Tapi gak ada yang mengaku karena gak merasa mengambil. sehingga semua tangan siswa kelas IV di madrasah disulut pakai korek api tapi gak ada yang mengaku,” ujar salah satu orang tua siswa, Surami.
Kini, kasus kekerasan guru dan kepala sekolah terhadap para siswanya tersebut ditangani polisi. Sementara pihak sekolah yang ditemui detikcom di Madrasah enggan dimintai keterangan terkait kasus kekerasan terhadap siswanya tersebut.
Baca juga : Vaksinasi Guru Masih Berjalan, Dispendik Jatim Pastikan Gelar Sekolah Tatap Muka
(iwd/iwd)