Site icon Daerahkita

Bupati Wonogiri Emoh Debat soal Larangan Mudik: Kuras Energi

Wonogiri – Bupati Wonogiri Joko Sutopo menegaskan tidak mau terjebak pada kebijakan pusat mengenai peniadaan atau larangan mudik Lebaran 2021. Pemkab memilih menyiapkan infrastruktur kesehatan untuk menghadapi semua kemungkinan.

“Prinsipnya, kami tidak akan terjebak pada perdebatan mengenai larangan mudik. Hal itu malah menguras energi. Yang terpenting bagi kami adalah fokus menekan angka penularan COVID-19 dengan penyiapan infrastruktur kesehatan,” tegas Joko kepada wartawan di kompleks Setda Wonogiri, Senin (3/5/2021).

Untuk diketahui pada momen Lebaran 2020, pemerintah pusat melarang aktivitas mudik. Menanggapi itu Bupati yang akrab disapa Jekek tersebut menandaskan tidak akan menolak para pemudik yang masuk di Wonogiri. Namun demikian pada Lebaran 2021, pihaknya memilih enggan masuk dalam perdebatan soal larangan mudik.

“Yang jelas kami lebih memilih mempersiapkan diri untuk merespon kondisi apapun yang berpotensi bisa terjadi pada momen mudik,” beber Jekek, sapaannya.

Langkah tersebut, jelas dia, meliputi penyiapan infrastruktur kesehatan. Seperti penambahan alat deteksi dini COVID-19 misalnya GeNose, rapid test, penguatan kemampuan puskesmas maupun SDM-nya.

Langkah yang lain adalah penguatan edukasi untuk taat dalam protokol kesehatan. Langkah ini ditempuh dengan menggandeng komunitas boro atau perantau dan penyelenggara pemerintahan terkecil di tingkat RT dan RW.

“Kami memberikan imbauan kepada komunitas-komunitas atau paguyuban boro,” sebut dia.

Jekek menerangkan, Pemkab Wonogiri membangun pemahaman bagi kalangan boro atau perantau. Pemahaman itu, kata Jekek, tidak diberikan secara instruktif, namun akan diberikan secara edukatif. Yakni dengan mengkomparasikan data. Menurut dia, satu tahun lebih pandemi ini berlangsung bisa menjadi cermin dan media yang strategis untuk semua pihak melakukan pencermatan.

“Pemkab Wonogiri terus menggaungkan informasi terkini mengenai perkembangan COVID-19 bersama stakeholder terkait, seperti TNI Polri dan lainnya secara masif di tingkat kecamatan dan juga desa,” beber dia.

Para Ketua RT dan Ketua RW di setiap desa didorong untuk ikut memonitoring dan membangun kesadaran para pemudik agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan yang ada.

Sementara perantau yang nekat mudik ke Wonogiri pada musim Lebaran 2021 tidak akan diwajibkan menjalani karantina. Melainkan harus melaksanakan isolasi mandiri.

Isolasi nantinya, jelas Jekek, dilakukan mandiri di rumah masing-masing tujuan perantau. Untuk waktunya tidak ada pembatasan. Disesuaikan dengan kondisi kesehatan yang bersangkutan. Jika ada penyakit atau keluhan bisa saja lama masa isolasinya.

Jekek menegaskan, lebih memilih opsi isolasi mandiri bukan karantina terpusat. Pasalnya jika pemudik diarahkan menjalani karantina terpusat di satu lokasi, justru dikhawatirkan akan memunculkan kerumunan. Ini kata dia, tentu kontradiktif dengan upaya memutus mata rantai penularan COVID-19.

Lihat Video: Larangan Mudik Narasi Tunggal, Pejabat Lain Tak Boleh Beda

[Gambas:Video 20detik]

(rih/sip)

Exit mobile version