Blitar – Sebanyak 23 unit sound system disita Polres Blitar. Selain itu ada 250 gram bahan peledak direndam dalam air agar tak bisa lagi digunakan.
Barang-barang itu merupakan hasil pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru yang berlangsung mulai tanggal 6-17 Mei 2021. Dalam rilis di Mapolres Blitar hari ini, Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela mengatakan, operasi ketupat mampu mengeliminir tindak pidana dan gangguan kamtibmas selama larangan mudik.
“Di wilayah hukum Polres Blitar, selama pelaksanaan Operasi Ketupat 2021 ini tindak kriminal turun sebanyak 15 kasus. Jika di tahun 2020 kemarin ada 23 kasus, maka di tahun 2021 ini turun menjadi 8 kasus,” papar Leo di depan wartawan, Rabu (19/5/2021).
Leo mengatakan operasi ketupat juga menurunkan pelanggaran lalu lintas. Jika pada tahun 2020 kemarin ada sebanyak 118 sanksi tilang, maka tahun ini jumlahnya turun menjadi hanya 49 tilang. Namun ada kenaikan jumlah pemakai jalan yang kena teguran untuk menegakkan prokes COVID-19. Pada tahun 2020 hanya ada dua teguran, pada tahun ini naik menjadi 22.
Turunnya angka pelanggaran lalin ini, menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dari tahun lalu 13 kejadian menjadi 12. Dan angka kerugian materiil juga turun, dari tahun lalu Rp 36,5 juta menjadi hanya Rp 8,1 juta.
“Tahun ini kami sangat tegas untuk warga yang ngeyel pakai sound system untuk ronda atau takbir. Kami sita 23 unit sound system. Mereka melanggar pasal 530 KUHP tentang gangguan kamtibmas dan besok akan menjalani persidangan,” tegasnya.
23 sound system ini disita dari Polsek Talun 2, Gandusari 1, Lobar 1, Lotim 2, Kanigoro 2, Selopuro 10 dan Polres Blitar 4. Polisi juga menyita 250 gram bahan peledak, 599 buah petasan dan 117 selongsong kertas petasan. Bahan ini rencananya akan diledakkan usai salat Idul Fitri namun keburu ditemukan polisi.
“Untuk petasan, kami amankan dari Talun, Gandusari, Lotim dan Doko. Ini kami rendam dalam air agar tak bisa digunakan lagi,” imbuhnya.
Sedangkan penyekatan di jalur mudik antar rayon, sebanyak 6.013 kendaraan yang melintas dan 2476 diantaranya diputar balik. Jumlah itu terdiri dari 1254 R2, 858 R4, 7 bus dan 357 mobil box atau barang. Ada 149 masyarakat yang melintas di pos penyekatan yang diambil rapid antigennya. Hasilnya, semua negatif.
(iwd/iwd)