Jakarta -Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengapresiasi peluncuran 300 ribu paket obat dan vitamin dari pemerintah untuk pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman). La Nyalla meminta pemerintah daerah (pemda) bekerja sama dengan TNI/Polri mengawasi penyaluran bantuan tersebut agar tidak diperjualbelikan.
“Program Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat merupakan inisiasi yang baik. Sebab, Indonesia sedang mengalami lonjakan kasus COVID-19. Di masa seperti ini, banyak pasien Corona yang kesulitan mendapat perawatan apalagi banyak terjadi kelangkaan obat,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (16/7/2021).
Peluncuran Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat dilakukan Presiden Joko Widodo secara virtual pada Kamis (15/7) lalu. Sebanyak 300 ribu paket obat akan diberikan untuk pasien orang tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan, berdasarkan pendataan puskesmas di wilayah berisiko di Jawa dan Bali.
Menurutnya, bantuan obat dan vitamin ini akan mengurangi beban rumah sakit yang sudah kewalahan dalam menghadapi pasien COVID-19. Ia berharap pemberian obat tersebut akan mengurangi angka kasus kematian dari pasien yang melakukan isolasi mandiri.
“Untuk mendapatkan paket obat ini, masyarakat yang melakukan isoman harus berkonsultasi dulu dengan pihak puskesmas. Artinya ada pengawasan dari tenaga kesehatan kepada pasien isoman. Cukup 547 orang saja yang meninggal saat isoman, jangan lagi kasus serupa terulang,” tegasnya.
Diketahui, pasokan obat gratis untuk pasien yang isoman ini disiapkan oleh Kementerian BUMN. Adapun pendistribusiannya dibantu oleh jajaran TNI yang akan mengerahkan personel Bintara Pembina Desa (Babinsa).
“Kami ucapkan terima kasih kepada TNI yang menugaskan personel Babinsa membantu pendistribusian obat bagi masyarakat yang terjangkit virus Corona. Program ini akan sangat membantu, khususnya bagi masyarakat di daerah yang tidak mendapat akses pelayanan telemedicine,” kata La Nyalla.
Senator asal Jawa Timur ini menilai pengerahan personel Babinsa akan efektif karena Babinsa mengenal langsung warga di daerah binaannya. Meski begitu, La Nyalla mengatakan koordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya pengurus desa, juga penting dilakukan.
“Pemerintah desa harus terlibat, khususnya pengurus RT/RW sehingga pendistribusian berjalan dengan lancar. Saya juga mengingatkan pemda untuk melakukan pengawasan ketat agar paket obat gratis ini tidak diperjualbelikan, apalagi obat-obatan sedang sangat langka sehingga potensi penyalahgunaan bantuan itu ada,” paparnya.
Sebagai informasi, ada tiga paket yang dibagikan pada program paket obat gratis ini, yang dapat dikonsumsi selama 7 hari. Paket 1 berisi vitamin-vitamin untuk warga dengan PCR positif tanpa gejala atau OTG.
Sedangkan paket 2 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan kehilangan penciuman. Paket terakhir berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan batuk kering.
“Ingat, paket 2 dan paket 3 harus membutuhkan konsultasi dan resep dokter, yang dilayani lewat puskesmas. Jadi koordinasi betul-betul harus berjalan maksimal. Maka peran RT/RW sangat penting, dan pengurus harus proaktif sehingga kebutuhan warganya yang melakukan isoman bisa terpenuhi,” kata La Nyalla.
(ncm/ega)