Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menutup Pendidikan Dasar (Diksar) Integrasi Kemitraan Akademi TNI dan Akpol, di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/10). Kapolri mengatakan, diksar itu bertujuan untuk memupuk sejak dini sinergitas dan soliditas para personel TNI-Polri. Sebab, dua hal itu menjadi kunci sukses dalam menghadapi segala bentuk ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Diksar integrasi kemitraan akademi TNI dan Akpol itu diikuti oleh 982 peserta. Terdiri dari 449 prajurit taruna Angkatan Darat, 190 taruna Angkatan Laut, 140 taruna Angkatan Udara, serta 203 taruna Akademi Kepolisian. “Sinergitas dan soliditas ini terus dibangun dari awal, dan sampai kapan pun menjadi kekuatan yang harus dipelihara. Kunci utama untuk sukses dalam menghadapi ancaman baik kedaulatan negara, dari luar dan dalam negeri adalah soliditas dan sinergitas,” kata Sigit dalam keterangannya.
Salah satu bukti nyata keberhasilan dari sinergitas dan soliditas adalah penanganan pandemi Covid-19. TNI-Polri bersama stakeholder lainnya dipercayakan sebagai garda terdepan. Sinergitas dan soliditas itu berhasil menekan laju pertumbuhan Covid-19 dan membuat Indonesia berada di peringkat pertama Asia Tenggara dalam hal penanganan pandemi. ”Ini modal bersama yang harus terus kita jaga,” ujar Sigit.
Mantan Kapolda Banten itu menjelaskan, diksar integrasi juga memiliki tujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul demi mewujudkan Indonesia maju, unggul dan tumbuh. Seperti yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo “Pak Presiden selalu menyampaikan kunci utama kita bisa menuju menjadi Indonesia maju, Indonesia unggul, dan Indonesia tumbuh harus diisi dengan SDM yang unggul,” imbuhnya.
Di diksar integrasi, taruna dan taruni TNI-Polri dididik untuk dikembangkan sebagai SDM yang unggul. Muaranya, menjadi sosok abdi negara yang memiliki profesional, karakter teruji, dan jiwa kepimimpinan yang kuat. Menurutnya, itu diperlukan untuk memimpin, melaksanakan, dan mempraktikan semua yang didapat untuk pelaksanaan tugas. ”Kalian adalah generasi dan calon pemimpin masa depan yang akan mengantar bangsa kita untuk masuk ke generasi Indonesia Emas 2045,” terang Sigit.
Menurut Sigit, menjadi abdi negara ke depan akan menghadapi berbagai macam dinamika. Penting untuk benar-benar menyerap ilmu yang diajarkan supaya menjadi sosok unggul dan berintegritas. “Manfaatkan kesempatan yang ada untuk betul-betul menyerap ilmu dengan setinggi-tingginya. Jangan sia-siakan karena empat tahun waktu yang lama, namun juga menjadi waktu yang singkat bagi yang ingin menyerap ilmu,” papar Sigit.
Lebih lanjut dia mengatakan, taruna dan taruni TNI-Polri juga harus menyiapkan mental, disiplin, dan tidak melakukan berbagai pelanggaran supaya sejak awal terbentuk karakter terpuji. Muaranya jelas, saat nantinya terjun ke lapangan, makin siap menghadapi segala bentuk tantangan yang ada. Serta mengetahui mana tindakan maupun perilaku yang baik dan tidak karena membawa nama institusi.
“Oleh karena itu, lakukan hal-hal yang terbaik, terpuji, dan hindari pelanggaran. Kalian saat ini sudah menjadi sorotan publik. Setiap perilaku kalian akan diikuti publik,” terangnya.
Sumber: JawaPos.com