Site icon Daerahkita

Ramalan BI terkait pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun 2021

Begini ramalan BI terkait pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun 2021

Ramalan Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 berada pada kisaran 3,2% hingga 4%., Sumber : Kontan

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 berada pada kisaran 3,2% hingga 4%. Kinerja pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan year-on-year pada 2020-2,07%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan perbaikan pertumbuhan ruang mendukung perbaikan pertumbuhan.

“Diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah terus membaik pada 2021,” kata Perry dalam Rapat Kerja Tahunan (PTBI) BI, Rabu (24/11).

Perry kemudian memaparkan bahwa pada tahun 2021, ekonomi Jawa diperkirakan tumbuh dari 3,1% menjadi 3,9% year-on-year. Hal ini diikuti oleh pertumbuhan di Provinsi Sumatera yang diperkirakan meningkat sebesar 2,7% menjadi 3,5% year-on-year.

Pada saat yang sama, klaster provinsi di Kalimantan diperkirakan tumbuh 2,8% hingga 3,6% year-on-year. Pada saat yang sama, Provinsi Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan tumbuh dari 0,2% menjadi 1,0% year-on-year, sedangkan Sulawesi, Maluku dan Papua diperkirakan tumbuh dari 5,8% menjadi 6,6% year-on-year.

Kekuatan pertumbuhan ini tidak terlepas dari kinerja pertumbuhan daerah triwulanan. Misalnya, pada triwulan III tahun 2021 didorong oleh berbagai peristiwa, pertumbuhan regional sangat kuat.

Beberapa daerah, antara lain Aceh, Jambi, dan Kalimantan mencatatkan pertumbuhan yang ditopang oleh kinerja ekspor yang sejalan dengan pertumbuhan bisnis pertambangan (khususnya batu bara).

Pertumbuhan ekonomi Papua juga meningkat karena berlanjutnya kegiatan investasi terkait penambangan bawah tanah dan pembangunan akhir lokasi PON XX.

Dari sisi wilayah usaha, industri pertambangan di Sumatera dan Kalimantan menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan seiring dengan peningkatan permintaan global dan kenaikan harga komoditas khususnya harga batu bara.

Pada saat yang sama, karena pembatasan kegiatan produksi di sektor dasar, manufaktur dalam negeri tampaknya melambat, terutama industri pengolahan di Jawa.

Kabar baiknya adalah industri pengolahan berorientasi ekspor masih kuat karena permintaan eksternal yang kuat, terutama industri minyak sawit mentah (CPO) di Sumatera dan industri logam dasar di Sulawesi, Maluku dan Papua.

Sayangnya, dengan terbatasnya mobilitas masyarakat, kawasan usaha perdagangan tampaknya semakin menurun, terutama di kalangan kelompok di Provinsi Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Baca Juga: Indonesia ada di Level 1 dalam penanganan Covid-19, setara dengan China dan Jepang

Sumber : Kontan

Exit mobile version