Site icon Daerahkita

Potensi Serangan Siber Di Pemilu 2024

Forum Daerah – Ahmad Doli Kurnia, Ketua Komisi II DPR RI, telah memperingatkan kemungkinan serangan siber selama pemilu 2024.

Menurutnya, seluruh penyelenggara pemilu 2024 perlu mewaspadai serangan atau peretasan siber, terutama yang berdampak pada pembobolan data pribadi.

Ia menyebut kemungkinan serangan siber, karena KPU sudah melakukan proses digitalisasi terkait tahapan pemilu, mulai dari pendaftaran dan verifikasi.

Selain itu, para peretas memiliki kemampuan yang mumpuni, sesuai dengan pembobolan data yang terjadi bulan lalu.

“Saat itu, kita sering mendorong digitalisasi, termasuk saat pemilu. Tapi semua hacker kita harus hati-hati. Itu akan sangat berbahaya,” kata Doli di gedung parlemen Senayan, Jakarta, Senin (12/9).

Doli mengatakan, panitia kedua DPR telah meminta KPU memperbarui sistem perlindungan datanya, terutama terhadap serangan siber.

Hal ini untuk memprediksi pencurian data milik KPU, apalagi ada dugaan pencurian data 105 juta KPU.

“Kami sepakat mewajibkan KPU untuk selalu mengupdate sistem proteksi data yang dimilikinya,” tambah politisi Partai Golkar itu.

Doli melanjutkan, Pansus II DPR akan mengundang Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, Badan Sandi Negara (BSSN) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membahas keamanan data pemilu.

Tim Siber Polri juga dijadwalkan akan diundang dalam audiensi publik (RDPU) di kemudian hari.

Semoga kasus pembobolan data ini segera ditangani dan tidak terulang kembali agar tidak mengganggu proses pemilu 2024.

“Mungkin dalam waktu dekat, kita akan cari waktu dan kita akan mengundang pihak-pihak terkait, seperti BSSN, lalu Menkominfo, dan nanti kita akan berkoordinasi dengan Panitia I,” ungkap Doli.

Sebelumnya telah terjadi dugaan kebocoran data yang diklaim berasal dari KPU oleh anggota forum Breached, Bjorka.

Mereka mengaku punya data 105.003.428 penduduk, meliputi data NIK, KK, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan usia.

Data tersebut disimpan dalam file berukuran 20 GB atau 4 GB setelah dikompres. Bahkan, untuk membuktikan bahwa data itu asli, Bjorka memberikan sekitar dua juta sampel data secara gratis.

Baca Juga : Sri Mulyani Berikan Insentif Rp10 Miliar untuk Daerah yang Mampu Tahan Inflasi

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari forumdaerah.com Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainya.

Exit mobile version