Forum Daerah – Siswa MAN 1 Banda Aceh ikut mewakili Indonesia pada Iwate Tsunami Memorial Museum Exchange Event 2022 Jepang. Siswa MAN 1 Banda Aceh mengikuti even ini secara daring, Minggu (20/11/2022). Ikut bergabung juga dari Indonesia, siswa SMA Hawai’i (Hilo High School) dan SMA Otsuchi.
Ada empat Siswa MAN 1 Banda Aceh yang ikut dalam ajang ini. Mereka adalah Annisa Nurlathifah (Kelas XI IPS 1), Di Sultan Azfar (XI IPA 2), Muhammad Kausar Al-Fajri (XI IPA 3), dan Naira Tanzila Naaz (XI IPS 1). Mereka dibimbing oleh Nadya Balqis SPd dan didampingi Dhiyaul Izzah SPd.
Pada ajang ini, siswa MAN 1 Banda Aceh mempresentasikan hasil kerjanya sebagai “Youth Ambassador” dalam meneruskan pelajaran yang telah didapat dari fenomena Tsunami Aceh Tahun 2004. Nadya Balqis selaku guru pembimbing menjelaskan, dalam presestansinya, para siswa memperkenalkan MAN 1 Banda Aceh, mendeskripsikan fenomena Tsunami Aceh Tahun 2004, lalu mempresentasikan aksi sebagai duta bencana di MAN 1 Banda Aceh, serta kerja sama dengan Museum Tsunami Aceh.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan upaya siswa tingkat SMA dan generasi muda lainnya dalam menyampaikan pengalaman dan pelajaran dari fenomena bencana, serta untuk mendiskusikan tujuan dan tantangan kegiatan ke depan,” ujar Balqis.
“Kemudian mendorong pengembangan sumber daya manusia yang bertanggung jawab untuk meneruskan pelajaran dari fenomena bencana, serta ikut serta dalam kegiatan mitigasi bencana local,” sambungnya
Menurut Balqis, presentasi siswa MAN 1 Banda Aceh mendapat apresiasi dari seluruh peserta, moderator, serta para ketua museum dari sejumlah negara lain yang ikut bergabung. “Betapa cemerlangnya presentasi siswa MAN 1 Banda Aceh serta besarnya passion (penuh konsentrasi/semangat) pada presentasi ini. Saya berharap bisa bertemu lagi di tahun depan,” ujar Asisten Profesor di IRISDeS Tohoku University, Translator, Julia Gerster.
Direktur International Office Universitas Syiah Kuala, yang juga menjabat sebagai Penasehat Museum Tsunami Aceh, Dr Muzailin Affan MSc, memberi nilai “perfect” atas presentasi siswa MAN 1 Banda Aceh. Bahkan, salah satu media di Jepang meminta video introduction yang telah dibuat dan dipresentasikan.
Baca Juga : Gempa NTT, Polri Gelar Operasi Aman Nusa II
“Setelah mengikuti acara ini, kami selaku siswa MAN 1 sangat antusias dalam mendengarkan sudut pandang siswa dari negara lain terhadap Tsunami di Negara mereka. Banyak pelajaran baru yang kami dapatkan, mulai dari action plan (rencana aksi) mereka, wawasan akan Museum Tsunami di Negara mereka, dan bagaimana mereka menyusun presentasi mereka. Tak hanya itu, kami bahkan dapat bertanya dan mengomentari presentasi mereka, begitu pula sebaliknya,” ujar Annisa Nurlathifah, perwakilan peserta dari MAN 1 Banda Aceh.
“Harapan kami, semoga ke depannya MAN 1 Banda Aceh dapat terus membimbing para siswa yang tertarik akan kebencanaan dan dilatih menjadi “Youth Ambassador” yang cakap dalam menyuarakan suara generasi muda untuk meneruskan pelajaran dari fenomena Tsunami Aceh 2004 dan ikut serta dalam kegiatan mitigasi bencana lokal. Agar peristiwa ini dapat menjadi pelajaran yang berharga, untuk masa depan yang lebih waspada dan tanggap bencana,” ungkapnya.
Kepala MAN 1 Banda Aceh, Nursiah, mengaku bangga dan mengapresiasi anak didiknya. “Tentunya kami bangga dengan penampilan yang luar biasa dari para siswa MAN 1 Banda Aceh. Di mana mereka dapat banyak belajar dari fenomena bencana alam yang terjadi, khususnya bendana Tsunami Aceh tahun 2004. Semoga bisa memotivasi siswa lainnya,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Direktur Museum Tsunami Aceh, Muhammed Syahputra Azwar, Direktur International Office Universitas Syiah Kuala dan Penasehat Museum Tsunami Aceh, Muzailin Affan. Kemudian Pendiri Museum Tsunami Pasifik, Walter Dudley.
Hadir juga, Associate Professor di IRISDeS Tohoku University, Akihiro Shibayama, Associate Professor di IRISDeS Tohoku University, Sebastian Boret, Associate Professor di IRISDeS Tohoku University, Liz Maly, Asisten Profesor di IRISDeS Tohoku University, Julia Gerster.
Ada juga perwakilan dari Prefektur Iwate; Museum Peringatan Tsunami Iwawa Wakil Direktur Fujisawa, serta siswa dari SMA Otsuchi (peserta Kelompok Studi Pemulihan SMA Otsuchi).
Baca Juga : Memahami Pentingnya Edukasi Bahaya Gempa
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari forumdaerah.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.