Site icon Daerahkita

Gempa Sumedang Picu Perhatian pada Terowongan Tol Cisumdawu, Menteri PUPR Bantah Keretakan

Terowongan Tol Cisumdawu

Terowongan Tol Cisumdawu

ForumDaerah.com – Guncangan gempa bumi dengan magnitudo 4,8 yang melanda Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengakibatkan munculnya keretakan pada Terowongan Kembar Tol Cisumdawu. Kejadian ini tercatat pada hari Minggu, 31 Desember 2023.

Pada periode pergantian tahun, terdapat tiga kali gempa bumi di Sumedang, dengan kekuatan masing-masing 4,1 magnitudo pada pukul 14.35 WIB, 3,4 magnitudo pada pukul 15.38 WIB, dan 4,8 magnitudo pada pukul 20.34 WIB.

Rekaman data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa pertama dengan kekuatan M 4,1 berpusat di 6,48 LS dan 107,93 BT pada kedalaman 10 kilometer. Gempa kedua, dengan kekuatan M 3,4 pada kedalaman 6 kilometer, berada di titik 6,84 LS dan 107,34 BT.

Sementara gempa ketiga atau main shock, dengan kekuatan M 4,8, berdekatan dengan pusat gempa sebelumnya, yaitu di 6,85 LS dan 107,94 BT dengan kedalaman 5 kilometer.

Baca Juga : BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Dingin di Bandung

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, membantah kabar yang menyatakan bahwa dinding terowongan Tol Cisumdawu mengalami keretakan setelah gempa di Sumedang.

“Itu bukan retak. Itu ‘kan membangunnya segmental, segmen-segmen itu, jadi sambungan-sambungan,” kata Basuki Hadimuljono di Banyumas, Jawa Tengah, dikutip dari Antaranews.com, Senin (1/1/2024).

Basuki menjelaskan bahwa struktur terowongan dibangun secara segmental dengan sambungan-sambungan yang terlihat oleh masyarakat, namun bukanlah retakan.

“Tapi aman dilalui, masih aman dilalui,” ujar Basuki, menegaskan bahwa meskipun ada pemeriksaan lebih lanjut terkait berita tersebut, terowongan tersebut aman untuk dilalui.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, mengakui adanya kabar viral tentang keretakan pada terowongan Tol Cisumdawu akibat gempa Sumedang. Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, Hedy menyatakan bahwa yang terlihat bukanlah retakan, melainkan akumulasi debu-debu yang terbang dan terkumpul di joint atau sambungan yang tidak terlalu rata.

Meskipun demikian, pihaknya tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apakah ada retakan yang berbahaya atau tidak di lokasi tersebut. “Nanti kita laporkan kalau sudah ada hasilnya,” kata Hedy.

Baca Juga : Kereta Cepat Jakarta-Bandung Gratis Mulai dari Juli hingga Oktober 2023

Exit mobile version