Site icon Daerahkita

Kerusuhan Akibat Angin Puting Beliung di Rancaekek: Dampak, Penanganan, dan Penjelasan BMKG

Kerusuhan Akibat Angin Puting Beliung di Rancaekek: Dampak, Penanganan, dan Penjelasan BMKG

ForumDaerah.com – Angin puting beliung besar melanda wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung pada Rabu (21/2/2024) sore.

Melalui video yang direkam oleh warga, terlihat bahwa jalan di depan Borma dan Kahatex menjadi kacau akibatnya.

Puing-puing atap bangunan berserakan dan sejumlah pohon tumbang akibat terjangan angin.

Hal ini juga menyebabkan kemacetan parah di sekitar area tersebut. Hadi Rahmat, Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, menjelaskan bahwa petugas BPBD telah dikerahkan untuk menangani dampak kerusakan yang disebabkan oleh angin puting beliung tersebut.

“Petugas sudah diterjunkan ke lokasi sedang penanganan,” pungkas Hadi.

Hadi menyebutkan bahwa ada 10 pemukiman yang terdampak bencana alam angin puting, yang melibatkan 19 kepala keluarga. Selain itu, dua warga juga mengalami luka-luka akibat tertimpa puing-puing bangunan yang rusak.

“Dampak sementara mencakup 10 unit rumah yang terdiri dari 19 kepala keluarga (48 jiwa),” ujarnya. “Dua jiwa mengalami luka-luka,” kata Hadi. Dia menambahkan bahwa orang-orang yang terluka langsung menuju rumah sakit terdekat.

Toni Sukma Wijaya, Kepala Stasiun BMKG Bandung, memberikan penjelasan di Bandung pada hari Jumat bahwa kondisi atmosfer terpantau melalui citra satelit Himawari menunjukkan adanya awan konvektif jenis Cumulonimbus yang meliputi wilayah Bagian Timur Bandung.

“Pengukuran pos hujan observasi yang tercatat di Pos Hujan Cileunyi, kurang dari satu jam tercatat 16 mm, masuk dalam kategori curah hujan dengan intensitas lebat,” ujar Toni saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Hujan dan pembentukan angin di Bandung Timur disebabkan oleh faktor regional dan global. Secara regional, hal ini disebabkan oleh pertemuan massa udara di sekitar Jawa Barat dan belokan angin (shearline) di bagian tengah Jawa Barat.

Secara global, hal ini dipengaruhi oleh anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang cenderung hangat, sehingga meningkatkan peluang terjadinya pembentukan awan konvektif yang berpotensi untuk hujan.

“Dari pantauan citra radar terdeteksi adanya pembentukan awan konvektif dengan kategori hujan sedang-lebat dan ketinggian puncak awan bisa mencapai 14 km pada pukul 15.12 WIB,” Kata dia.

Baca Juga : Memahami dan Mengatasi Bullying di Daerah Terpencil: Langkah-Langkah Penting dan Dampaknya

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari ForumDaerah.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.

Exit mobile version