DENPASAR – Bencana banjir besar melanda Provinsi Bali, menyebabkan kerugian signifikan baik dari segi korban jiwa maupun infrastruktur. Hingga saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan total 16 orang meninggal dunia. Korban jiwa tersebar di beberapa wilayah, dengan Kota Denpasar menjadi daerah yang paling terdampak.
Banjir ini terjadi akibat hujan lebat yang dipicu oleh fenomena alam gelombang Rossby ekuatorial. Curah hujan ekstrem ini juga diperparah oleh tumpukan sampah yang menyumbat saluran air serta alih fungsi lahan yang masif. Aliran sungai seperti Tukad Badung meluap dan menyebabkan genangan di permukiman warga hingga pusat kota, termasuk Pasar Badung.
Dampak Luas dan Upaya Penanganan
Selain korban jiwa, bencana ini juga menimbulkan kerusakan luas. Ratusan kios dan rumah warga rusak, serta beberapa jembatan dan ruas jalan utama lumpuh total. Hal ini membuat aktivitas ekonomi dan transportasi di sejumlah wilayah terhambat.
Tim gabungan dari TNI, Polri, dan pemerintah daerah bahu-membahu melakukan evakuasi korban dan pembersihan puing-puing. Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan bahwa fokus saat ini adalah pembersihan sampah dan lumpur serta membantu warga yang terdampak. Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi.