SEMARANG — Banjir yang melanda Kota Semarang, Jawa Tengah, dinilai disebabkan oleh kombinasi dua faktor utama, yaitu intensitas hujan yang deras dan lama serta fenomena banjir rob. Penilaian ini disampaikan oleh Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Diana menjelaskan bahwa genangan air yang sempat surut kembali naik karena curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama. Di saat bersamaan, wilayah tersebut juga terdampak oleh banjir rob, yang terjadi karena naiknya permukaan air laut.
“Karena hujannya juga cukup deras dan lama sehingga genangan yang kemarin itu sudah turun tapi naik lagi. Selain itu juga dikarenakan oleh banjir rob, dan banjir rob itu terjadi karena memang permukaan air lautnya naik,” kata Diana.
Penanganan Darurat dengan Puluhan Pompa Air
Kementerian PU segera bergerak cepat melakukan penanganan darurat untuk mengatasi banjir di sejumlah titik kritis, termasuk Semarang, Genuk, Sultan Agung, dan Kaligawe yang terus diguyur hujan.
Sebagai respons cepat, Kementerian PU telah memasang sejumlah pompa air. “Totalnya itu ada 30 untuk pompa-pompa di sana,” ujar Diana.
Pompa-pompa mobile tersebut dikerahkan dari berbagai Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), termasuk BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, BBWS Cimanuk Cisanggarung, BBWS Serayu Opak, dan BBWS Ciliwung Cisadane. Bantuan pompa juga datang dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Semarang.
Selain itu, BBWS Pemali Juana sedang mempercepat peningkatan (upgrading) kapasitas pompa di dua rumah pompa vital, yaitu Rumah Pompa Tenggang (kapasitas 12 m³/detik) dan Rumah Pompa Sringin (kapasitas 10 m³/detik), yang ditargetkan rampung pada awal November 2025.
Dampak Fatal: 16 Perjalanan Kereta Api Dibatalkan
Imbas dari banjir ini tidak hanya melumpuhkan aktivitas warga, tetapi juga mengganggu mobilitas transportasi. Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, melaporkan bahwa banjir yang menggenangi sebagian jalur rel antara Stasiun Semarang Tawang hingga Stasiun Alastua menyebabkan 16 perjalanan kereta api (KA) dibatalkan.
Pembatalan meliputi KA Kedung Sepur, KA Blora Jaya, KA Joglosemarkerto, KA Ambarawa Ekspres, dan KA Banyubiru. Sejumlah KA jarak jauh lainnya, seperti KA Argo Bromo Anggrek, KA Matarmaja, KA Airlangga, dan KA Sembrani, terpaksa harus memutar melalui jalur selatan. PT KAI menyampaikan permohonan maaf dan memastikan pengembalian tiket 100 persen bagi penumpang yang batal berangkat.
 
	    	














