Liputan6.com, Surabaya – Sebuah warung kopi (Warkop) di kawasan Wonocolo Surabaya, Jawa Timur nampak berbeda dari biasanya. Lantaran, menu gorengan yang biasa disajikan ada yang kurang yaitu tempe dan tahu.
Ali (38) pemilik warkop tersebut mengatakan, pengunjung di warkopnya memang sedikit berkurang karena tempe dan tahu goreng yang biasa mereka konsumsi sambil nyeruput kopi tidak ada.
“Saya sengaja tidak menyediakan gorengan tempe dan tahu beberapa hari ini karena harganya yang naik luar biasa,” ujar Ali, Minggu (3/1/2021).
Ali mengaku, walaupun gorengan tempe dan tahu tidak ada tetapi dirinya tetap menyajikan menu yang lain seperti olahan ketela dan pisang goreng.
“Ya mau bagaimana lagi mas, walaupun omzet sedikit berkurang karena tidak ada tempe dan tahu, tapi yang penting warkop ini tetap jalan. Tidak ada gorengan tempe dan tahu, ya diperbanyak pisang goreng saja,” ucap Ali sambil meringis sedih.
Sementara itu, Koordinator pengrajin tempe Wonocolo Surabaya, Noto (57) menjelaskan, sejak akhir tahun 2020, arga kedelai naik hingga mempengaruhi harga jual tempe. Bahkan dalam kurun waktu dua minggu, sudah tiga kali naik.
“Awalnya harga Rp 7.500 per kilo. Setelah itu naik jadi Rp 7.800. Tak lama kemudian naik lagi dan sekarang sudah di angka Rp 9.500 per kilo,” ujar Noto.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.