Banyuwangi – Abu vulkanik Gunung Raung terasa hingga lereng Gunung Ijen. Hujan abu tipis dirasakan Warga Dusun Jambu, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Abu vulkanik dirasakan warga sejak Hari Selasa (2/2). Mata mereka merasa perih saat di luar rumah. Namun sayang, abu tidak teramati secara kasat mata.
“Sudah mulai kemarin. Sore hari saat saya pulang dari bekerja kok perih mata. Sampai sekarang masih terasa walaupun tipis. Mungkin dari erupsi Gunung Raung,” kata Achmad Kholili, warga setempat saat dikonfirmasi, Rabu (3/2/2021).
“Sampai hari ini masih terasa (abu vulkanik). Di mata terasa pedih, terutama kalau naik sepeda motor tanpa helm,” ujarnya.
Sisa abu vulkanik memang sulit ditemukan. Lantaran di lereng Gunung Ijen sering kali turun hujan.
“Biasanya langsung hilang karena tersapu air hujan. Tapi kalau yang di sepeda motor terlihat jelas sisa abunya. Warnanya agak kehitaman, kayak pasir,” imbuhnya.
Di kawasan Gantasan, lereng Gunung Ijen, tanaman milik petani terkena imbas dari abu vulkanik Gunung Raung. Abu tampak menempel di dedaunan tanaman kol.
“Ini banyak abu yang nempel di daun tanaman kubis saya. Kadang saya juga merasa kelilipan di mata,” kata seorang petani, Samsul.
Kendati turun hujan abu vulkanik dari Gunung Raung, masyarakat lereng Gunung Ijen tetap beraktivitas normal seperti biasa. “Cuma agak hati-hati karena sering kelilipan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, sejak Selasa (2/2) malam Gunung Raung menyemburkan asap abu vulkanik setinggi 1.000 meter. Kepulan asap berwarna kelabu itu terekam CCTV Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung hingga Rabu pagi.
Cahaya api terlihat memantul pada kepulan abu vulkanik yang membumbung. Meningkatnya aktivitas Gunung Raung yang erupsi juga ditandai dengan suara gemuruh serta gempa tremor, yang terjadi terus menerus baik siang maupun malam.
(sun/bdh)