Sleman – Serah terima uba rampe (perabot kelengkapan) tradisi Labuhan merapi Keraton Yogyakarta mengawali Hajaddalem Labuhan Merapi. Labuhan digelar untuk memperingati Tingalan Jumenengan Dalem atau ulang tahun ke-32 kenaikan tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Prosesi serah terima uba rampe dilaksanakan di kantor Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. Uba rampe diserahkan oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta kepada Panewu Cangkringan yang kemudian diserahkan kepada juru kunci Gunung Merapi, Mas Wedana Suraksohargo Asihono atau Mas Asih.
Rombongan abdi Keraton Yogyakarta tiba di di Pendopo Kapanewon Cangkringan sekitar pukul 09.35 WIB, Minggu (14/3/2021). Adapun uba rampe yang di antaranya berisi Sinjang Kawung, Sinjang Kawung Kemplang, Semekan Gadung dan Semekan Gadung Mlati dan lain sebagainya.
“Ini penyerahan uba rampe labuhan dari Keraton nanti diserahkan ke Panewu Cangkringan dan selanjutnya diserahkan ke saya,” ujar Mas Asih saat ditemui di Pendopo Kapanewon Cangkringan, siang ini.
Baca juga :Â Pria di Banyuwangi Hilang Saat Cari Bibit Porang dalam Hutan
Usai prosesi serah terima, uba rampe akan diinapkan di petilasan Mbah Maridjan di Padukuhan Kinahrejo selama semalam. Baru pada esok hari atau Senin (15/3) pagi, uba rampe diarak menuju Sri Manganti.
“Setelah menerima Labuhan dari Keraton Ngayogykarta, disarekan (menginap) semalam di Petilasan Mbah Maridjan. Besok pagi baru dibawa ke atas, ke Sri Manganti,” ujar Mas Asih.
Lebih lanjut, prosesi labuhan tahun ini agak sedikit berbeda akibat pandemi Corona sehingga. Jumlah orang yang naik ke atas akan dibatasi agar tak terjadi kerumunan. “Nanti yang naik ke Sri Manganti hanya 30 orang,” jelasnya.
Mas Asih juga berharap dengan kondisi Merapi yang masih berstatus Siaga, semua yang ikut dalam prosesi labuhan bisa diberi keselamatan.
“Semua yang mengikuti harus waspada dengan kondisi Merapi dan karena pandemic ini semua harus patuh terhadap protokol kesehatan,” pungkasnya.
(sip/sip)