Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertapati menyebut seaglider yang ditemukan di Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), termasuk unmanned underwater vehicle (UUV) atau kendaraan bawah air tanpa awak. Dia mengatakan UUV ini dirancang untuk melakukan survei di bawah laut tertentu.
“Seaglider termasuk UUV yang dirancang untuk melakukan survei atas objek-objek bawah laut tertentu. Kalau memang mau dibongkar dulu, silakan saja tunggu hasilnya nanti,” kata Susaningtyas kepada wartawan, Senin (4/1/2021) malam.
Wanita yang akrab dipanggil Nuning ini menilai UUV yang ditemukan di Selayar berlabel institut otomasi Shenyang di Akademi Ilmu Pengetahuan China (Shenyang Institute of Automation Chinese Academic of Sciences). Dia bicara soal UUV yang sudah beberapa kali ditemukan di perairan Indonesia.
“Penemuan UUV di Pulau Tenggol, Masalembu, dan Kepulauan Selayar merupakan fakta bahwa penggunaan unmanned system telah dilakukan oleh berbagai negara maju di laut. UUV yang ditemukan oleh prajurit TNI AL berlabel Shenyang Institute of Automation Chinese Academic of Sciences merupakan platform khusus yang dirancang untuk mendeteksi kapal-kapal selam non-Chinese dan merekam semua kapal-kapal yang beroperasi di perairan Asia Tenggara dan Laut Cina Selatan,” kata dia.
“Penemuan UUV ini juga menunjukkan bukti bahwa perairan Indonesia menjadi spill over adu kekuatan militer antara China dan Amerika Serikat berikut sekutunya,” sambungnya.
Nuning kemudian berbicara kemungkinan peluncuran unmanned sub-surface vehicle (USSV) atau kendaraan bawah laut yang dilengkapi persenjataan. Dia menyebut USSV lebih berbahaya dari UUV.
“UUV ini masuk ke dalam kategori platform penelitian bawah laut. Namun tidak menutup kemungkinan China atau negara lainnya sudah meluncurkan USSV yang sudah membawa persenjataan. USSV ini lebih berbahaya dari pada UUV,” kata Nuning.
Selain di Selayar, UUV ini pernah ditemukan di Indonesia pada Maret 2019 di Kepulauan Riau dan Januari 2020 di perairan Jawa Timur. Nuning menyebut UUV ini ditemukan terdapat kendala teknis di sistem.
“Semua UUV yang ditemukan dalam kondisi malfunction dan bukan expired, yang artinya ada kendala teknis internal di dalam sistemnya. Dari analisa awal, ketiga UUV diperkirakan sudah memiliki jam selama lebih dari 25.000 atau mendekati 3 tahun. Kemungkinan besar UUV tersebut diluncurkan November 2017,” kata dia.
Simak video ‘Temuan ‘Drone’ Bawah Laut di Selayar: Bukan Milik TNI, Punya Siapa?’:
Langkah apa yang harus dilakukan pemerintah terkait penemuan seaglider ini. Simak pada halaman berikut.