Banyuwangi – Bandara Banyuwangi sudah mengeluarkan 6 NOTAM akibat erupsi Gunung Raung. Imbasnya, penutupan bandara terjadi selama 4 hari terakhir.
Sebagian penerbangan tidak bisa dilakukan, karena sesuai kebijakan stakeholder bandara. Abu vulkanik Gunung Raung dinilai berbahaya bagi penerbangan.
Terakhir, penghentian sementara aktivitas penerbangan di Bandara Banyuwangi dikeluarkan pada pukul 06.00 WIB. Lalu diperpanjang hingga akhir waktu operasional bandara pukul 16.00 WIB. Penutupan sementara berimbas tidak adanya penerbangan dari dan ke Bandara Banyuwangi.
Eksekutif General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II KC Bandara Banyuwangi, Cin Asmoro mengatakan, sejak penutupan sementara pada Minggu (7/2), tercatat ada 6 NOTAM yang muncul.
“Hari ini kita keluarkan 2 NOTAM. Jam 06.00 pagi dan diperpanjang hingga operating hour jam 16.00 WIB,” ujarnya kepada detikcom, Rabu (10/2/2021).
Penutupan sementara ini, kata Cin, sesuai dengan observasi dan kolaborasi dari pemangku kebijakan di Bandara Banyuwangi. Yakni AirNav, BMKG dan maskapai yang kemudian dilaporkan ke Otoritas Bandara 3 Surabaya.
“Masih belum bersih hingga saat ini,” terangnya.
Hingga saat ini, kata Cin, pihaknya telah mengeluarkan 6 NOTAM imbas dari erupsi Gunung Raung. Masing-masing NOTAM berlaku selama 6 jam. Ada pula perpanjangan sesuai dengan waktu operasional bandara.
Sementara untuk kerugian, Cin mengaku pihaknya masih belum menghitung. Imbas dari penutupan bandara, yang mengalami kerugian besar adalah pihak maskapai.
“Kerugian belum kita hitung sampai saat ini. Tapi yang terimbas adalah maskapai sudah merencanakan penerbangan. Ini juga kondisi saat ini dinamis ya. Karena kondisi COVID-19 juga,” pungkasnya.
(sun/bdh)