Site icon Daerahkita

Warga Gresik Gelar Tradisi Ritual Rebo Wekasan

Jakarta, Forumdaerah.com – Warga Desa Suci, Manyar, Gresik menggelar tradisi Ritual Rebo Wekasan. Tradisi ini dilakukan turun temurun sejak era Sunan Giri hingga sekarang setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Dari informasi yang dihimpun, Rebo Wekasan disebut juga dengan istilah Rabu Wekasan yang memiliki makna Rebo dalam.bahasa indonesia berarti Rabu. Sedangkan Wekasan adalah bahasa Jawa yang artinya pungkasan atau akhir. Jadi Rebo Wekasan adalah Rabu Terakhir di bulan Safar.

Di Desa Suci, Manyar, Gresik, warga Gresik menggelar ritual Rabu Wekasan dengan mengarak tumpeng raksasa. Ratusan warga Suci, Manyar, Gresik bersama Forkopimcam Manyar membawa tumpeng dari Balai Desa Suci menuju ke Masjid Mambaut Thoat yang berjarak sekitar 1 km.

Menariknya, dalam tradisi tahun ini, tumpeng raksasa Rebo Wekasan itu diarak oleh lima organisasi dari perguruan silat. Warisan leluhur tersebut juga dijadikan sebagai ajang persatuan dengan mengikutsertakan 5 perguruan silat dalam arak-arakan tumpeng.

Arak-arakan tumpeng ini juga diikuti oleh Tokoh Masyarakat, Pemerintah Desa, Cak Yuk Desa Suci, IPNU- IPPNU, Karang Taruna. Tak tertinggal seni hadrah yang berjajar rapi namun berjalan mundur (ISHARI) dengan melantunkan selawat.

Tokoh Masyarakat sekaligus Anggota DPRD Gresik Komisi IV Khoirul Huda mengatakan Tradisi Rebo Wekasan atau disebut dengan istilah Rebo Pungkasan adalah kegiatan tahunan yang dirayakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Baca Juga : DPRD Kabupaten Tangerang dan Pemerintah Daerah Setujui 3 Raperda

“Rebo Wekasan bukan hanya sebuah tradisi yang mengandung nilai spiritualitas, tapi juga nilai ekonomi, dan nilai persatuan. Tahun ini kami mengajak 5 perguruan silat untuk ikut meramaikan budaya leluhur tersebut,” Kata Pria yang akrab dipanggil Huda,, Senin (11/9/2023).

Dalam Rebo Wekasan tahun ini, lanjut Huda, tidak hanya melibatkan organisasi keagamaan saja, tapi juga organisasi pemuda sebagai simbol persatuan. Mereka akan berjalan sekitar 1 km dengan tujuan sebagai ungkapan rasa syukur hari lahirnya Desa Suci.

“Selain itu warga juga berharap dengan adanya tradisi ini, pada Rebo Wekasan terhindar dari segala macam bala’. Karena Rebo Wekasan juga dituliskan sebagai hari turunnya ratusan ribu bala’,” terangnya.

Di tempat yang sama Kepala Desa Suci, Achmad Rizal mengatakan tradisi ini juga disebut dengan tegal deso (sedekah bumi) atau silaturahmi kedua setelah hari raya Idul Fitri. Sebab momen Rebo Wekasan adalah momen membahagiakan berkumpul bersama keluarga.

“Biasanya masyarakat dari berbagai daerah biasanya akan mengunjungi famili atau sahabatnya di Desa Suci, mengincipi lezatnya makanan khas Lontong Bumbu Ladan,” kata Rizal.

Selain itu, budaya yang masih ada saat ini yakni mandi di dalam Sendang Sono setiap hari Selasa malam Rabu jam 12 malam. Dalam ritual mandi itu, masyarakat percaya dapat membawa berkah dan menyembuhkan berbagai penyakit.

“Di dekat Masjid Lama atau Mambaut Thoat ada telaga Sendang Sono. Telaga itu peninggalan murid Sunan Giri,” Pungkasnya.

Baca Juga : Pendaki Gunung Abang Bali Wajib Memakai Baju Adat

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari forumdaerah.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.

Exit mobile version