ForumDaerah.com – Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Malang, Wawan Sobari, mengatakan bahwa pasangan Tri Rismaharini dan Azwar Anas yang digadang-gadang akan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur masih belum mampu bersaing dengan pasangan lainnya.
Menurut Wawan, “Tidak mungkin PDI Perjuangan maju tanpa koalisi dengan partai lain. Saat ini, mereka akan menghadapi petahana dan partai-partai kuat yang sudah berkoalisi.”
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak telah mendapatkan dukungan dari berbagai partai, baik yang berada di parlemen maupun non-parlemen, seperti Gerindra, Partai Golkar, PKS, Demokrat, PAN, PPP, PSI, dan Perindo.
Pada Pemilu 2024 yang berlangsung pada 14 Februari, PDI Perjuangan memperoleh 3.735.865 suara dengan 21 kursi dari 120 kursi DPRD Provinsi Jawa Timur. Jumlah kursi PDI Perjuangan di DPRD Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan sebanyak 6 kursi dibandingkan Pemilu 2019.
PDI Perjuangan tidak dapat mengusung calon sendiri dalam Pilkada Jawa Timur 2024 karena jumlah kursi yang dimiliki tidak memenuhi syarat minimal 20 persen.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, pada Pasal 40 dijelaskan bahwa partai politik atau gabungan partai politik bisa mendaftarkan pasangan calon jika memenuhi persyaratan, yaitu paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPRD atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah tersebut.
Wawan menambahkan bahwa PDI Perjuangan harus berkoalisi dengan partai lain, salah satunya adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang menjadi pemenang pada Pemilu Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur 2024. PKB mengalami kenaikan dua kursi menjadi 27 kursi dengan perolehan 4.517.228 suara.
“Situasi saat ini harus dihadapi secara realistis oleh PDI Perjuangan. Mereka perlu memilih salah satu bakal calon antara Risma atau Azwar Anas sebagai kandidat dan memberikan ruang bagi PKB untuk mengusulkan nama dalam Pilkada Jatim,” ujar Wawan.
Menurutnya, kemungkinan koalisi memang ada, tetapi kompleksitasnya tinggi karena belum jelas siapa figur kuat dari PKB di Jawa Timur. Meskipun nama Marzuki Mustamar muncul, elektabilitasnya masih di bawah 5 persen.
Baca Juga : Strategi ‘Go Public’ Jokowi Libatkan Influencer Top Untuk Gaungkan Pembangunan IKN #IKNxInfluencer