Pemkab Klaten meminta warga di kawasan rawan bencana (KRB) 3 Gunung Merapi tetap berada di tempat evakuasi sementara menyusul berubahnya arah potensi luncuran lava pijar dan guguran awan panas. Alasannya status masih Siaga.
“Kami minta warga di KRB tetap di lokasi evakuasi sementara. Sebab status Merapi toh masih Siaga,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Pemkab Klaten, Sip Anwar kepada detikcom dikonfirmasi ponselnya, Minggu (17/1/2021).
Menurut Sip, dengan belum berubahnya status itu maka radius lima kilometer intinya tetap diminta dikosongkan. Kecuali status menjadi waspada akan berbeda.
“Statusnya masih Siaga dan radius yang diminta tidak ada aktivitas masih sejauh lima kilometer. Kecuali sudah kembali ke Waspada mungkin radiusnya beda,” lanjut Sip.
Soal perubahan arah dan jenis ancaman, terang Sip, bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Untuk itu akan lebih baik menunggu perkembangan lebih lanjut.
“Potensi ancaman dulu efusif, lalu eksplosif dan sekarang dominan efusif lelehan lagi, jadi bisa berubah. Kita tunggu sampai stabil dan nanti BPPTKG bagaimana,” sambung Sip.
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Pemkab Klaten Sri Yuwana Haris Yuliyanta menjelaskan dari hasil zoom meeting terakhir dengan BPPTKG masih belum berubah statusnya. Meskipun kemungkinan letusan efusif dominan.
“Per 15 Januari probabilitas erupsi dominan ke erupsi efusif sebesar 40 persen. Dan erupsi eksplosif menurun dan potensi luncuran lava pijar serta awan panas ke sektor Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih,” jelas Haris lewat pesan singkat ponselnya.
Namun terkait pengungsi, imbuh Haris diserahkan ke daerah. BPBD sudah menyosialisasikan ke warga.
“Terkait pengungsi itu BPPTKG menyerahkan kebijakannya ke Pemda masing – masing. Siang ini BPBD, muspika, desa dan warga dikumpulkan,” papar Haris.
Kades Balerante, Kecamatan Kemalang, Sukono mengatakan warga bersama pemerintah desa baru saja dikumpulkan menyikapi perkembangan itu. Intinya warga diminta di tempat evakuasi sementara dulu.
“Siang ini baru saja kita selesai dikumpulkan di balai desa. Intinya diminta tetap di tempat evakuasi sementara tapi sifatnya tidak memaksa,” ungkap Sukono kepada detikcom di ponselnya.
Menurut Sukono, menyikapi perkembangan itu warga dan pemerintah desa juga menunggu perkembangan. Meskipun arah berubah ke barat daya tetapi Gunung Merapi tidak bisa ditebak.
“Merapi tidak bisa ditebak, nanti warga pulang terburu-buru tapi mendadak berubah lagi arahnya juga repot. Jadi sementara tetap di tempat evakuasi sehingga lebih baik bersabar,” lanjut Sukono.