Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mencatat ada 10.100 jiwa di tiga desa yang rawan mengungsi jika terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Tiga desa itu berada di kawasan rawan bencana (KRB) III di Kecamatan Kemalang, Klaten.
“Di tiga desa, yaitu Desa Balerante kita petakan ada 2.400 jiwa, Desa Sidorejo ada 5 ribu jiwa dan Desa Tegalmulyo ada 2.700 jiwa. Itu masih asumsi dengan dasar data terakhir bulan Mei 2018,” kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Pemkab Klaten Sri Yuwana Haris Yulianto kepada detikcom di kantornya Jalan Sulawesi, Klaten, Jumat (10/7/2020).
Haris menyebut data tersebut merupakan data sementara yang perlu di-update. Dia menyebut pihaknya akan memulai pendataan secara riil pada Sabtu (11/7) besok.
“Kita akan data untuk jumlah riilnya dengan menerjunkan TRC. Tim ini akan datang ke desa mendata berbasis data RT,” tutur Haris.
Mengutip data pada Mei 2018, ada 1.963 jiwa di Desa Balerante, 4.460 jiwa di Desa Sidorejo, dan 2.433 jiwa di Desa Tegalmulyo. Dengan selang waktu dua tahun sangat mungkin ada penambahan jumlah warga di tiga desa tersebut.
“Dua tahun kita asumsikan ada penambahan 300-400 jiwa. Baik kelahiran, pindah datang atau migrasi lain sebesar itu saya pikir rasional sehingga dipetakan sementara,” terang Haris.
Pendataan riil jumlah warga di tiga desa itu, kata Haris, akan dilakukan selama enam hari. Data tersebut penting untuk menentukan antisipasi penyediaan logistik dan shelter jika terjadi peningkatan aktivitas Merapi.
“Dari data itu kita akan hitung ketersediaan sarana dan prasarana. Untuk shelter pengungsi ada di Desa Kebondalem Lor, Demak Ijo dan Menden,” sambung Haris.